Oke, mari kita mulai tahun 2020 dengan membahas apa sih bentuk baku kata hutang? Sebuah aktivitas meminjam duit dari orang lain? Utang atau hutang?
Hahahaa. Postingan ini bukan postingan serius karena mau mengawali tahun 2021 dengan lebih rajin update blog ini. Yaaaa, meskipun tahun 2021 sudah jalan dua minggu. Apalagi Pak Jokowi sudah disuntik vaksin dari Cinovac per hari ini.
Baca juga: Manfaatkan Utang dengan Benar Tanpa Rasa Bersalah
Oke, balik lagi ke pembahasan kita. Apa bentuk bakunya? Hutang atau utang?

Seperti biasa, teman-teman bisa baca dari awal sampai akhir atau pakai saja daftar isi dibawah ini ya. Jadi enak kalo mau naik-turun. 🙂
Contents
Bentuk Baku Kata Hutang
Menurut KBBI
Begini nih kalo menurut KBBI manteman, yang benar adalah:

Yes! Tentu saja UTANG! Bentuk baku kata hutang adalah UTANG. Hahahaha. Itulah kenapa blog ini namanya Bahas Utang, bukan Bahas Hutang.
Kalo disingkat jadinya enak kan. BU. Asosiasinya kan Butuh Uang, padahal sebenernya Bahas Utang itu tadi. Coba kalo yang dipake adalah kata Hutang.
Jadinya BH. Errr… Nanti mikirnya macem-macem lagi.
Belom lagi kalo ada yang mikir: Wah yang punya blog pervert ini nih. Masa logonya BH! Yakaaaaan.
Kalo mau lengkapnya silahkeun dibuka laman KBBI daringnya ya manteman yang budiman. 😀
Kata Utang Menurut Google
Menariknya, Google sebagai Mbahnya mesin pencari pun menyarankan penggunaan hutang alih-alih utang. Meskipun jelas-jelas bentuk baku kata hutang adalah utang.
Gini nih kalo pas gue cari di Google

Lucu ya? Padahal jelas-jelas di snippetnya ada penjelasan kalo bentuk baku kata hutang itu UTANG, tapi tetep menyarankan pakenya hutang.
Hahahaha. Asli Mamat gak jelas. Gini aja dibahas.
Yahabisnya salah kaprah ini sudah sedemikian Sistemik, Terstruktur dan Masif. Gak dimana-mana juga pakenya hutang.
Sampe pernah gue diskusi sama klien kan, ngebahas materi presentasi. Gue tulis: “Manajemen Utang” sebagai salah satu sub judul bahan presentasi, eh dikoreksi. Kata sang client: “Mas yang bener hutang ya..”
Mamat pun kambuh isengnya. Gue kasih link KBBI daring tadi sambil gue bilang: “Tapi bentuk bakunya utang Mbak…”
Rasa dari Sebuah Kata: Utang vs Hutang
Entahlah, ini karena guenya yang tukang kredit atau karena apa, tapi menurut gue kata utang itu jauh lebih enak digunakan. Lebih raw, mentah dan bisa menyampaikan lebih banyak emosi dibandingkan kata hutang.
Kayak ya utang itu adalah sebuah kebutuhan manusia ketika dia mau atau butuh membeli sesuatu tapi gak punya duit. Satu-satunya jalan ya utang, ngutang kalo kata orang Jawa. Bahkan sampe emosi keputusasaan dimana tidak ada jalan lain selain minjem duit itu tersampaikan lewat kata utang.
Berbeda dari kata hutang. Di kepala gue, hutang itu seolah eufimisme dari sebuah kondisi yang sesungguhnya. Sebuah upaya untuk memperhalus kebutuhan dasar manusia. Sebuah usaha untuk membuat kondisi dasar manusia menjadi lebih representable untuk ditampilkan di muka umum.
Padahal apa salahnya dengan utang? Toh semua orang berutang. Mulai dari Mamat yang ngutang ke warung sebelah kasbon makanan bayar bulan depan, Awan yang bayar baju di Uniqlo pake kartu kredit sampai dengan korporasi yang membutuhkan duit milyaran untuk investasi dan modal kerjanya. Semuanya utang. Ngutang. Minjem duit ke orang atau pihak lain buat ngebiayain kebutuhan mereka.
Dan gak ada salahnya sama sekali.
Jadi, mari kita biasakan lagi menggunakan kata Utang. UTANG.